Jumat, 15 Juni 2012

Puisi "MDS" 14

Pahami bahasaku ini: 

Siapa bilang hati tak terbaca?
Aku bilang bisa
Hati memang tak beraksara
Tapi dia peka rasa

Siapa yang berani menolak pernyataanku?
Kamu,
Kamu,
Atau dia?
Kurasa tak ada yang berani
Karena hatiku bilang begitu

Oh, kamu punya pepatah begini:
“dalamnya laut bisa ditebak, dalamnya hati siapa yang tahu”

Hahahaha,
Maaf aku tertawa, kawan!
Tapi itu pepatah kuno
Tak pakai untukku
Ini zaman Gayus, kawan!
Bukan zaman mitos

Kau lihatlah Gayus, kawan!
Walaupun hatinya itu busuk
Tapi dia bisa membaca hati
Dia memang bukan Dedi Cobuzzer, Romi Raffael, apalagi Uya Kuya
Tapi kuyakin dia ahli membaca hati
Hati para wajib pajak bermasalah
Juga hati para pejabat hukum yang tamak dan serakah
Kau lihatlah kehidupannya, kawan!
Karena bisa membaca hati dia bisa bermewah
Dengan harta yang melimpah ruah
Sedangkan kamu
Aku
Dan mereka?
hidup tak bisa
mati pun enggan

Oi, apa kamu masih tetap tak percaya pernyataanku?
“Ngeri juga kau e..”
Jangan-jangan kamu memang tak punya hati
Atau begini saja:
Kamu percaya dulu pernyataanku ini
Tak apalah bila kamu belum yakin
Karena aku bisa membaca hatimu
Tapi tidak akan kubilang sekarang
Nanti kamu cari aku setelah ini
Bila kamu memang punya hati

Kendari
160410

Tidak ada komentar:

Posting Komentar