Sabtu, 16 Juni 2012

Renungan Ukhuwah

Renungan Untukmu Saudaraku

Wahai saudaraku…  mari kita tundukkan hati-hati kita sejenak..
Hilangkan segala keangkuhan dalam diri kita
Buka mata hati dan pikiran kita..
Bayangkan kembali sejenak perjalanan kita selama ini..
Sudah seberapa banyak perhatian yang telah kita berikan pada saudara kita
Sudah seberapa sering kita mensyukuri akan  keberadaan saudara kita di sisi kita.
Sudah sebrapa peka kita memahami kondisi saudara kita.

Wahai saudaraku.. lihatlah orang di sisi kiri dan kanan kita
Dulu, Apakah kita mengenalnya..?? atau apakah pernah terpikirkan oleh kita untuk bertemu dengannya di tengah perjalanan ini? Tidak saudaraku!!
Dia datang dan bersama kita karena Allah.
Allah yang telah mempertemukan kita. Allah pula yang telah menyatukan kita di jalan ini. Allah mengnugerahkan orang-orang yang luar biasa di sekeliling kita. Orang-orang yang senatiasa tak pernah ingin membiarkan kita sendiri.
Saudaraku.. , dia, kita, dan mereka bukanlah siapa-siapa, kita bukan bersaudara senasab tapi kita.adalah saudara seiman dan seakidah yang menyatu dalam dekapan ukhuwa.h Dekapan ukhuwah saudaraku!! Ukhuwah..

Ukhuwah bukan hanya sekadar persaudaraan biasa dan ala kadarnya. Ukhuwah bukanlah hubungan yang hanya sekdar memberi salam, ukhuwah bukan hanya komunikasi yang hanya butuh untaian sapa dan sesungging senyum. Ukhuwah butuh yang lebih dari itu saudaraku.

Saudaraku, genggamlah tangan saudara yang ada samping kita erat-erat seolah-olah kita tidak ingin kehilangan dia saaat ini ..
Sudikah kita kehilangan saudara kita di perjalanan ini? Sanggupkah kita berjalan sendiri tanpa saudara kita di sisi kita?  genggamlah tangannya? Jangan malu wahai saudaraku. Kita hanya punya dia di dekat kita saat ini
Seorang saudara yang dikirimkan Allah untuk membersamai kita di jalan penuh onak dan berduri ini.
Seorang saudara yang rela bersusah-susah untuk membuat jalan ini menjadi indah..
Seorang saudara yang selama ini telah berbagi banyak hal dengan kita,,
Seorang saudara yang selama ini juga tak pernah lelah berjalan di tengah-tengah kita meski langkahnya kadang terseok dengan memikul beban yang kadang lebih berat dari yang kita pikul.. 
Semua itu karena kita berada dalam dekapan ukhuwah.
Ukhuwah yang membuat kita seperti ini. Ukhuwah yang membuat kita merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan itulah ruh-ruh kita yang saling sapa dan berpeluk mesra dengan iman yang menyala meski lisan belum sebut nama dan kedua tangan belum saling berjabat. Tapi iman, membuatnya menjadi satu. Maka ukhuwah bukanlah sesuatu yang harus kita risau

Wahai saudaraku,  jangan pernah lepaskan tangan saudara kita yang ada di samping kita saat ini. Mari kita tunduk sejenak  dan renungkan kembali kisah kita ini.
Renungkan kembali perjalanan yang telah kita tempuh sejauh ini.
Banyak hal yang kita lupakan di sepanjang jalan ini.
Bayangkan kembali wajah-wajah saudahara kita yang pernah ada bersama-sama kita.dan yang sampai sekarang masih bersama-sama dengan kita. .
Ingatlah kembali Seberapa sering kita menyakiti perasaan saudara kita ini dengan lisan dan tingkah kita,
Seberapa sering kita membuat tangannya menegelus dada dan membuat hatinya menangis.  Dan kita hanya bisa mengucap kata “afwan akhi.. afwan ukhti ana khilaf.
Hanya afwan saudaraku.. hanya kata afwan  yang bisa kita ucapkan pada saudara kita ketika kita menyadari telah melukai hatinya. Tapi, apakah kita sadar bahwa selama ini kita sebenarnya terlalu sering membuat hati saudara kita merasa tersakiti. Kita tidak pernah mau tahu seberapa susahnya dia mengumpulkan keikhlasannya untuk memaafkan kesalahan kita. Tapi kita seolah acuh tak acuih dengan semuanya. Kita bahkan terkadang tak pernah menyadarai bahwa kita terlalu berbangga diri dengan apa yang kita lakukan. Tanpa mau melihat seberapa keras perjuangan saudara kita dalam membersamai kita, tanpa mau melihat seberapa banyak pengorbanan yang dilakukan oleh saudara kita dalam jalan ini.  tapi apa yang sudah kita lakukan padanmya?
Bayangkan saudaraku betapa lalainya kita menjadi seorang saudara,, betapa naifnya kita menjadi seorang saudara. Dan betapa angkuhnya kita menjadi seorang saudara tatkala keegoisan ini mnguasai diri kita. Tatkala amarah ini merajai diri kita. Tatkala akal pikiran kita tertutupi oleh keegoisan semata. Kita lupa, kita tidak sendiri di jalan ini. Kita butuh dia, kita  butuh mereka saudara-saudara kita.

Sadarilah wahai saudaraku, kita tidak pernah tahu seberapa lama kita diberi kesempatan hidup oleh Allah. Seberapa lama lagi Allah mengizinkan kita semua bersama-sama. Jangankan besok, hari ini, detik ini pun kita tidak bisa mengira-ngira apakah kita masih bisa berada di jalan ini bersama-sama saudara kita atau tidak. Insyafilah saudaraku, bagaiaman jika salah satu di antara kita ada yang lebih Allah cintai untuk bertemu denganNya. Bayangkan jika saudara kita yang lebih dulu bertemu Allah, tapi tak sdikitpun unkapan penyesalan yang kita sampaikan padanya. Sanngupakah kita membiarkan kesalahpahaman dan sakitnya hati menjadi ujung pemisah dari semuanya. Sanggupkah kita membiarkan diri kita berada dalam penyesalan yang berkepanjangan. Tidak saudaraku. Jangan membiarkan diri kita menjadi orang yang zalim pada saudara kita.
Sesungguhnya diri ini tak ada artinya apa-apa sama sekali. Sesungguhnya kita tak pernah bisa berjalan sendiri.
Saudaraku, renungkanlah..
ada kalanya kita seperti dua mata
Tak pernah berjumpa tapi selalu sejiwa
Kita menatap kearah yang sama walau tak berjumpa
Mengagumi pemandangan indah dan berucap: subhanallah

Kita bergerak bersama walau tak berjumpa
mencari pandangan yang dihalalkan
Menghindar dari yang diharamkan
Dan berucap: Astaghfirullah

Kita menagis bersama walau tak berjumpa
Dalam kecewa, sedih, ataupun gembira
Duka dan bahagia
Dan tetap berucap: alhamdulillah

Kita terpejam bersama
Walau tak berjumpa
Memberi damai dan rehat
Sambil beruicap: la haula wa laa quwata illa billah

Tapi terkadang kita perlu menjadi kedua tangan
Berjumpa dalam sedekap shalat
Berjamaah menghadap Allah

Tapi kadang kita perlu menjadi dua tangan
Berjumpa dalam membersihkan segala kotor dan noda dari badan..

Maka jangan biarkan ukhuwah ini menjadi kusut. Karena sesungguhnya ketika ukhuwah ini kusut, maka pertanda ada di antara kita yang imannya sedang sakit. Jangan biarkan ukhuwah ini menjadi sebuah kata yang tak akan pernah ingin mendekati kita
Karena Sesungguhnya ukhuwah ini ibarat seuntai tasbih yang ada awalnya tapi tak berpenghujung..  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar